Minggu, 08 Agustus 2010

Bandar Ikan Tewas Dibantai di Pelabuhan

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Pidana dan kriminalogi
Dosen Pengampu: Asri Arinilasari






Disusun oleh:
Suprihatin
A 22009052


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010
Bandar Ikan Tewas Dibantai di Pelabuhan
Repoter : Nancy Irene
Juru Kamera : Dedi Suhardiman
indosiar.com, Pekalongan - Akhir September lalu, seorang wanita yang sehari-harinya dikenal sebagai bandar ikan di lingkungan tempat pelelangan ikan pelabuhan laut Pekalongan, Jawa Tengah, ditemukan tewas dengan luka remuk.
Sebuah besi pemecah es memberi petunjuk bagi polisi dalam mengungkap kasus ini. Siapakah sebenarnya pembunuh wanita bernama Tasmirah ini? Kisah ini dapat disimak bersama hasil penelusuran tim Jejak Kasus.
Sabtu, 25 September 2009 lalu, kawasan tempat pelelangan ikan dilingkungan pelabuhan laut, Pekalongan, Jawa Tengah ramai dipadati warga. Seorang bandar ikan bernama Tarmirah, dikabarkan telah tewas dibunuh seseorang. Dan mayatnya ditemukan tergeletak di halaman belakang Bank Pembangunan Daerah, Jawa Tengah, yang biasa dipakai untuk menyimpan garam.
Beberapa warga kemudian melihat tubuh wanita asal Ki Dukuh, Jangking, Boyongsari, Jawa Tengah ini mengalami luka parah dibagian punggung dan kepala. Mukanya bahkan remuk sehingga agak sulit mengenalinya.
Petugas Polsek Pekalongan Utara, dibantu Tim Serse dari Polres Kota Pekalongan, sesaat setelah dilapori warga, langsung melakukan identifikasi ditempat kejadian perkara. Ditempat itu, petugas melihat genangan darah segar masih deras mengucur dari bagian kepala korban, bahkan sebagian mengalir kedalam got.
Beberapa orang kemudian dimintai keterangan, khususnya para buruh ikan yang dikenal dekat dengan korban. Namun dari pemeriksaan awal itu, petugas belum mendapatkan gambaran tentang siapa pelaku pembunuhan ini. Karena sebagian besar warga yang ditemui petugas disekitar pelabuhan lebih memilih diam.
Jenazah Tasmirah selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Pekalongan, untuk kepentingan otopsi. Memasuki dua pekan penyidikan, barulah petugas mendapatkan titik terang. Setelah salah seorang alang-alang atau tukang punggut ikan mengaku melihat peristiwa pembunuhan itu terjadi.
Berbekal keterangan sejumlah warga tersebut, polisi kemudian mencurigai salah seorang buruh ikan bernama Herman, sebagai pelaku pembunuhan ini. Pria yang sehari-hari bekerja dengan korban itu, dianggap memiliki motif kuat untuk melakukan tindakan tersebut. Karena beberapa saat sebelum kejadian itu, polisi memperoleh informasi, laki-laki itu terlibat keributan dengan korban.
Untuk memperjelas dugaan mereka, polisi kemudian membawa Herman untuk diperiksa. Sebuah pipa besi pemecah es balok berlumuran darah yang ditemukan petugas disekitar letengan, kemudian menjadi barang bukti penting dalam upaya polisi mengungkap kasus ini. Dari besi itu, polisi akhirnya menemukan sidik jari Herman, yang akhirnya menguatkan polisi untuk menetapkan pria itu sebagai tersangka.
Butuh waktu hampir satu bulan bagi polisi untuk bisa memperoleh gambaran jelas tentang peristiwa pembunuhan ini. Tapi dari proses penyidikan yang cukup melelahkan itu, polisi yakin tersangka Herman lah pelaku pembunuhan Tasmirah.
Nama Herman, tepatnya Herman Sujarwoko, dilingkungan tempat pelelangan ikan Pelabuhan Laut Pekalongan cukup dikenal, terutama dikalangan para buruh pengangkut ikan. Selain pembawaannya yang tempramental, ia juga kerap membantu kegiatan bongkar muat kapal yang baru sandar di pelabuhan.
Namun sehari-harinya, ia lebih banyak bekerja dengan korban Tasmirah, sebagai buruh ikan. Dalam pemeriksaan di kepolisian, Herman awalnya membantah sebagai pelaku pembunuh majikannya tersebut.
Namun, setelah polisi menghadapkannya dengan barang bukti sebatang besi pemecah es, yang disitu terdapat sidik jarinya, pria ini akhirnya tidak berkutik. Dan mengakui memang dia yang telah membunuh wanita itu.
Keterangan sejumlah saksi juga menguatkan tuduhan polisi. Dari proses penyidikan yang mereka lakukan, polisi akhirnya mendapatkan gambaran. Kalau peritiwa pembunuhan ini bermula ketika dini hari sebelum kejadian, korban yang datang ke pelelangan ikan tidak melihat tersangka diantara anak buahnya yang saat bersamaan sedang sibuk, menurunkan ikan dari kapal yang baru mendarat.
Korban lalu mencari tersangka diseluruh tempat pelelangan, namun Herman tetap tidak ditemukan.Kepada polisi Herman mengatakan, pagi itu saat korban datang, ia sudah ada dilingkungan pelabuhan. Namun, ia sengaja tidak menampakan diri, karena justru sedang berencana membuat perhitungan kepada sang majikan, yang kerap memarahinya.
Dari tempatnya bersembunyi, Herman menunggu waktu yang tepat menjalankan rencananya. Saat melihat sang majikan berjalan ke arah kamar mandi dibagian belakang Bank BPD, tersangka merasa waktunya sudah datang. Dan dia mengikuti wanita itu dari kejauhan. Ketika melihat Tasmirah keluar usai membuang air kecil, tersangka langsung bertindak.
Tasmirah yang kaget mendapat serangan mendadak dalam keadaan terluka parah, masih berusaha meminta pertolongan. Namun wanita itu akhirnya roboh, karena terlalu banyak mengeluarkan darah.
Tanpa sepengetahuan Herman, semua perbuatan itu diketahui 3 orang pemunggut ikan yang mengaku mendengar jeritan korban. Saat mereka berada tidak jauh dari tempat itu. Adapun Herman, usai menganiaya Tasmirah, tersangka kemudian menyeret tubuh korban kearah pintu kamar mandi. Disitu, ia mengambil seluruh perhiasan dan uang milik korban, yang sebagian diantaranya upah para pekerjanya. Setelah itu, ia kemudian membuang besinya dan kembali ke tempat ia biasa mangkal seperti tidak terjadi apa-apa.
Marzuki, salah seorang dari 3 saksi mata, semula mereka mengira suara yang mereka dengar adalah suara dua orang yang sedang berhubungan intim. Karena suara yang mereka dengar itu, mirip-mirip adegan film porno yang kerap mereka tonton. Karena itu, mereka sempat mencari tempat yang tepat agar bisa melihat lebih jelas adegan itu.

Terkejutlah mereka, karena yang mereka lihat bukan dua orang yang sedang berhubungan intim. Tapi Herman yang mereka kenal, sedang menginjak-injak tubuh seorang wanita dalam posisi telungkup. Namun, ketiga remaja ini bukannya melaporkan peristiwa itu kepada orang lain, mereka malah bersepakat untuk tutup mulut. Karena takut kepada Herman yang mereka akui sebagai salah satu preman ditempat pelelangan ikan itu.
Tidak ada isak tangis sanak keluarga melepas kepergian Tasmirah. Setidaknya itulah suasana yang didapat tim Jejak Kasus saat mengunjungi rumah korban di Dusun Gangkring, Pekalongan.
Di rumah yang belum selesai dibangun ini, korban memang tinggal sendiri. Menurut seorang wanita bernama Jamisa, Tasmirah memang hidup sebatang kara. Tidak memilik anak, tidak memilik sanak keluarga. Kecuali Jamisa sendiri yang kerap korban panggil Bude. Tasmirah, menurut wanita ini, sebenarnya masih terikat perkawinan siri dengan seorang pria yang sudah beristri.
Sudah lama korban ditinggal karena laki-laki itu lebih memilih tinggal dengan istrinya tersebut. Jamisa mengaku sangat terpukul dengan nasib yang dialami keponakannya ini. Tasmirah menurutnya, sepanjang hidupnya banyak mengalami cobaan, dan peristiwa ini seakan menjadi klimak dari getirnya hidup sang keponakan.
Jamisa mengaku kaget dengan tewasnya Tasmirah. Karena kepada orang yang dianggap paling dekat seperti dirinya pun, korban tidak pernah bercerita tentang masalah yang terjadi dalam usahanya sebagai bandar ikan, termasuk soal tersangka.
Beberapa waktu sebelum peristiwa ini terjadi, korban pernah mengutarakan niat mengajaknya jalan-jalan keliling kota Pekalongan dan ke berbagai obyek wisata di kota itu. Sayang, sampai maut merenggut nyawanya, niat itu belum kesampaian.
Sayang upaya menggali lebih jauh soal kehidupan perkawinan korban tidak kesampaian. Karena saat tim Jejak Kasus mencoba mendatangi rumah suami korban, pemilik rumah menolak ditemui, bahkan mengaku tidak kenal dengan korban. Bahkan untuk sekedar mengambil gambar rumah sang suami pun mengalami hambatan. Karena dihalangi beberapa orang pria yang mengaku keluarga dari rumah itu.
Pihak kepolisian sendiri kini sudah menyelesaikan penyidikannya. Herman dihadapkan pada dua tuduhan sekaligus, yakni melakukan pembunuhan secara berencana dan pencurian dengan kekerasan. Tersangka Herman saat ditemui di tempatnya ditahan nampak sangat tenang. Bahkan pria ini mengaku lega, karena tidak ada lagi orang yang akan menghinanya.
Dalam realitas kehidupan di masyarakat, jalan hidup wanita seperti Tasmirah ini memang rawan gangguan. Sendirian mencari nafkah dilingkungan yang keras seperti pelabuhan tanpa kewaspadaan tinggi, akan sangat gampang mengoda mereka yang berniat jahat untuk bertindak.
Nasi sudah menjadi bubur, dan kasus ini hendaknya menjadi pelajaran bagi mereka, terutama kaum wanita yang hidup mengais rejeki di lingkungan malam untuk selalu waspada. (Sup)

PENGUMUMAN BUKA BERSMA

Sabtu, 1 Sep 2010
Aula : HALL C
pukul : 15.30 - selesai
HTM: Rp 12.000
Pembicara:
Drs.Ahmad Muhibbin,M,Si (Dosen PKn)
Moderator:

Fasilitas:
Full Ilmu, Teman Baru, Pin, Makan
Informasi Pendaftaran:
Abih (085727826876)
Ratna(085641075115)
Sekretariat HMP Pkn

VISI DAN MISI

Visi Jurusan PKn
Pengembangan Progdi PKn FKIP UMS ke arah memperkuat jurusan sebagai lembaga pelopor dan unggul (leading and outstanding department) bertaraf internasional (internasional level) dalam bidang akademik dan profesional untuk mengembangkan tenaga kependidikan PKn yang profesional, pendidikan disiplin ilmu, disiplin ilmu pendidikan, dan disiplin ilmu lainnya.
Misi Jurusan PKn
1. Menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan tenaga kependidikan PKn dan Tata Negara yang profesional dan memiliki daya kompetitif tinggi.
2. Menyelenggaralan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk memperkuat epistemologi dan “ body of knowledge” ilmu politik, hukum, kenegaraan dan kewarganegaraan melalui berbagai kegiatan akademik serta untuk mendukung pengembangan jurusan.
3. Mengembangkan dan membina berbagai rumpun studi seperti politik, hukum, kenegaraan dan kewarganegaraan serta etika, nilai dan moral bernegara.
Sasaran Jurusan PKn
Program Studi PKn sebagai bagian integral dari FKIP UMS mempunyai sasaran sebagai berikut :
1. Melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan misi Tri Dharma Perguruan Tinggi dan amanat Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Mendidik calon-calon guru prajabatan dan dalam jabatan profesional untuk jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK dalam bidang studi PKn.
3. Mempersiapkan sumber daya manusia terdidik, calon dosen, penatar dan konsultan pendidikan dalam bidang PKn.
Tujuan Jurusan PKn
1. Menghasilkan lulusan tenaga kependidikan PKn dan Tata Negara yang profesional dan memiliki daya kompetitif tinggi.
2. Menghasilkan berbagai karya ilmiah yang terkait dengan “body of knowledge” dalam pendidikan disiplin ilmu dan disiplin ilmu politik, hukum, kenegaraan dan kewarganegaraan.

Sabtu, 07 Agustus 2010

PENGUMUMAN MAHASISWA BARU

SELURUH MAHASISWA ANGKATAN 2010 PADA TANGGAL 28 BERKUMPUL C.4 UNTUK MENGETAHUI KELAS,PA DAN JADWAL KULIAH.....??